ASSALAMU 'ALAIKUM

Blog ini bersifat brangkas atau sebagai tempat koleksi, jadi jika kebetulan ada karya orang lain yang ada di blogn ini mohon maaf bukan bermaksud mengkopi hanya sekedar mengkoleksi. q tggu komentarnya ya,,,,

Friday 9 November 2012

ANTROPOLOGI KAMPUS

Agus surya wedi addimawy
Pengertian Menurut william A. Haviland “Antropologi adalah studi tentang umat berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang menusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia. ” Sedangkan menurut koentjaraningrat “ Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.” Jadi kesimpulannya bahwa antropologi adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari tentang manusia dari segi keaneka ragaman. Baik secara fisik maupun kebudayaannya (perilaku, tradisi-tradisi, norma) yang dihasilkan sehingga muncul perbedaan antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Selanjutnya kita akan kaitkan antara teori antropologi dengan kampus. Sebagaimana pengertian antropologi di atas maka secara pengertian antropologi kampus adalah keilmuan yang mempelajari tentang keaneka ragaman dari kebudayaan yang ada di dalam kehidupan kampus. Kampus pusat kebudayaan Berdasarkan titik tolak inilah kita akan menggeser pembicaraan pada persoalan bagian dunia manusia salah satunya adalah kampus. Ada dalam cabang kajian antropologi ( seperti antropologi ekonomi, antropologi lingkungan,dll). Makna istilah ini adalah lebih melihat bagaimana nmengkaji kampus sebagai bagian negara (miniatur) atau kehidupan manusia yang di dalamnya juga akan mempengaruhi perkembangannya. Kampus merupakan bagian dunia manusia dan di dalam kampus juga akan mempengaruhi perkembangan manusia. Karena kampus dalam realitasnya menjadi pusat aktivitas para anggota masyarakatnya yang menghasilkan berbagai aneka hasil budinya seperti ide-ide/ gagasan-gagasan, pola pikir, pola rasa, pola perilaku, norma-norma, adat kebiasaan dan nilai-nilai insani, serta karya lain yang bisa dinikmati, yang mendewasakan dan memberdayakan anggota masyarakatnya untuk lebih berkualitas dan lebih mengerti tentang dunia serta kehidupan yang selalu menyertai. Kampus bila kita cermati bersama dan lebih dalam sebenarnya bukan saja sebuah wahana dan sarana pewarisan ilmu pengetahuan dan aktivitas mendewasakan dan atau memberdayakan anggota masyarakatnya, akan tetapi lebih dari itu bahwa kampus merupakan swebuah kolam yang menampung air budaya dari banyak pihak penjuru daerah melalui persebaran orang-orang yang masuk menjadi anggotanya, dan menjadi sumber air keilmuan yang dapat memancar dan mengairi sawah serta ladang di dalam bahkan di luar kampus, kampus juga menjadi kawah candradimuka yang menggodok dan melahirkan manusia berkualitas, berbudaya, beradab dengan karakteristik tersendiri, yang pada gilirannya masyarakat kampus menjadi Pembina dan pemasok kebudayaan pada masyarakat luas. Tipologi Mahasiswa Suatu perubahan dalam kampus tidak akan terjadi apabila kita sebagai mahasiswa tidak mampu meng-explore segala kemampuan kita sebagai wujud tanggung jawab social sebagai mahasiswa. Karena kampus hanya sebuah benda mati yang mana tidak akan berbuat sesuatu apapun terhadap diri kita apabila kita hanya terdiam tanpa berbuat apapun tetapi sebaliknya kita harus mampu memberikan sesuatu terhadap dunia kampus baik dari segi pemikiran, maupun bergerak dalam organisasi sebagai tempat latihan kita dalam mengembangkan kemampuan kita. Dalam menyikapi hal tersebut diatas terdapat bermacam-macam tipe mahasiswa yang ada dalam dunia kampus. Mulai dari kampus-kampus kecil sampai kampus yang besar. Baik kampus yang negeri maupun yang swasta dan perilaku itu semua yang sudah dijadikan budaya di dalam kehidupan kampus-kampus tersebut, nilai-nilai sebagai dasar perilaku yang mana mereka mempunyai alas an tersendiri mengapa berperilaku seperti itu. Maka dalam memahami keaneka ragaman tipologi mahasiswa tersebut. Di bawah ini ada beberapa kelompok tipe-tipe mahasiswa, antara lain : 1. Akademis 2. Apatis 3. Hedonis 4. Agamis 5. Aktivis Semua tipe-tipe mahasiswa di atas sudah pasti hidup di dalam kampus secara berdampingan. Tinggal kita sendiri yang tahu, akan dikelompok manakah kita? Semua yang kita lakukan akan kembali pada kita semua, baik itu yang positif maupun yang negative. Jika kita semua menyadari akan hal-hal tersebut maka kita tidak akan berbuat sesuatu yang akan merugikan orang lain. Tata niat tetap semangat belajar dan bangun ghirroh dalam pengabdian masyarakat demi mempersiapkan kehidupan masa depan kita. Karena apa saja yang kita lakukan hari ini akan membudaya, mendarah daging dan akan membentuk karakter serta identitas diri kita. Jika computer ibarat hardware maka membutuhkan software un tuk dapat dioperasikan, Jika tubuh ini ibarat benda mati maka membutuhkan ruh untuk menjalani kehidupan, Jika kuliah itu kehidupan mahasiswa maka berorganisasi adalah sarana aplikasi keilmuan dan ekspresi semua kemampuan dan bakat kita. Salam mahasiswa !!! Mari mengukir sejarah, biarkan anak cucu kita yang akan mengenang dan menilai apa yang kita bangun dan hasilkan hari ini dari kebudayaan.

KEUTAMAAN MEMBACA DAN MENGKAJI AL-QURAN

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah swt dan mendirikan sembahyang dan menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengaan diam-diam dan terangterangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi. Agar Allah swt menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari anugerah-Nya. Sesungguhnya Allah swt Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS Fathiir 35:29-30) “Sebaik-baik kamu ialah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (Riwayat Al-Bukhari) “Orang yang membaca Al-Qur’an sedangkan dia mahir melakukannya, kelak mendapat tempat di dalam Syurga bersama-sama dengan rasul-rasul yang mulia lagi baik. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur’an, tetapi dia tidak mahir, membacanya tertegun-tegun dan nampak agak berat lidahnya (belum lancar), dia akan mendapat dua pahala.” (Riwayat Bukhari & Muslim) “Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al-Qur’an adalah seperti buah Utrujjah yang baunya harum dan rasanya enak. Perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an seperti buah kurma yang tidak berbau sedang rasanya enak dan manis. Perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur’an adalah seperti raihanah yang baunya harum sedang rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an adalah seperti hanzhalah yang tidak berbau sedang rasanya pahit.” (Riwayat Bukhari & Muslim) “Sesunggunya Allah swt mengangkat derajat beberapa golongan manusia dengan kalam ini dan merendahkan derajat golongan lainnya.” (Riwayat Bukhari & Muslim) “Bacalah Al-Qur’an karena dia akan datang pada hari Kiamat sebagai juru syafaat bagi pembacanya.” (Riwayat Muslim) “Tidak bisa iri hati, kecuali kepada dua seperti orang: yaitu orang lelaki yang diberi Allah swt pengetahuan tentang Al-Qur’an dan diamalkannya sepanjang malam dan siang; dan orang lelaki yang dianugerahi Allah swt harta, kemudian dia menafkahkannya sepanjang malam dan siang.” (Riwayat Bukhari & Muslim) “Barangsiapa membaca satu huruf Kitab Allah, maka dia mendapat pahala satu kebaikan sedangkan satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim satu huruf, tetapi Alif, satu huruf dan Lam satu huruf serta Mim satu huruf.” (Riwayat At-Tirmidzi) Rasulullah saw bersabda, Allah berfirman: “Barangsiapa disibukkan dengan mengkaji Al-Qur’an dan menyebut nama-Ku, sehingga tidak sempat meminta kepada-KU, maka Aku berikan kepadanya sebiak-baik pemberian yang Aku berikan kepada orang-orang yang meminta. Dan keutamaan kalam Allah atas perkataan lainnya adalah seperti, keutamaan Allah atas makhluk-Nya. (Riwayat Tirmidzi) “Sesungguhnya orang yang tidak terdapat dalam rongga badannya sesuatu dari Al-Qur’an adalah seperti rumah yang roboh.” (Riwayat Tirmidzi) “Dikatakan kepada pembaca Al-Qur’an, bacalah dan naiklah serta bacalah dengan tartil seperti engkau membacanya di dunia karena kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca.” (Riwayat Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasa’I) “Barangsiapa membaca Al-Qur’an dan mengamalkan isinya, Allah memakaikan pada kedua orang tuanya di hari kiamat suatu mahkota yang sinarnya lebih bagus dari pada sinar matahari di rumah-rumah di dunia. Maka bagaimana tanggapanmu terhadap orang yang mengamalkan ini.” (Riwayat Abu Dawud) Abdul Humaidi Al-Hamani, berkata: “Aku bertanya kepada Sufyan Ath-Thauri, manakah yang lebih engkau sukai, orang yang berperang atau orang yang membaca Al-Qur’an?” Sufyan menjawab: “Membaca Al-Qur’an. Karena Nabi saw bersabda. ‘Orang yang terbaik di antara kamu adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.”Imam An-Nawawi Kekuatan itu ada pada Alquran “Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.” (Al-Isra’: 85) Terdapat lebih dari 19 ayat yang menyebut kata “ruh” dalam Al-Qur’an. Maksud yang terkandung dari istilah ini tidak keluar dari arti malaikat Jibril yang biasanya ditambah dengan istilah Ruhul Quds atau Ar-Ruhul Amin dan maksud yang kedua adalah Al-Qur’an. Dan hanya satu ayat yang bermaksud roh dalam arti yang sebenarnya, yaitu pada ayat ini. Meskipun demikian terdapat juga ulama tafsir seperti yang dinukil oleh Imam Al-Qurthubi yang memahami ruh dalam arti analogis yaitu Al-Qur’an. Maka pengertian ayat ini menurut Al-Qurtubi secara analogis adalah: “Dan mereka bertanya, “Darimanakah Al-Qur’an yang di tanganmu ini?”. “Katakanlah: Sesungguhnya ia diturunkan sebagai mukjizat atas perintah Allah swt.” Wajibnya Mengkaji Al-Qur’an dan Al-hadist Pada dasarnya kita hidup didunia ini tidak lain adalah untuk beribadah kepada Alloh. Tentunya beribadah dan beramal harus berdasarkan ilmu yang ada di Al-Qur’an dan Al-Hadist. Tidak akan tersesat bagi siapa saja yang berpegang teguh dan sungguh-sungguh perpedoman pada Al-Qur’an dan Al-Hadist. Disebutkan dalam hadist, bahwasanya ilmu yang wajib dicari seorang muslim ada 3, sedangkan yang lainnya akan menjadi fadhlun (keutamaan). Ketiga ilmu tersebut adalah ayatun muhkamatun (ayat-ayat Al-Qur’an yang menghukumi), sunnatun qoimatun (sunnah dari Al-hadist yang menegakkan) dan faridhotun adilah (ilmu bagi waris atau ilmu faroidh yang adil). Berikut beberapa penjelasan mengenai wajibnya kita sebagai seorang muslim untuk mencari ilmu Al-Qur’an dan Al-Hadist. Semoga bermanfaat. عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ إِنَّ اللهَ يَبْغَضُ كُلَّ جَعْظَرِيٍّ جَوَّاظٍ سَخَّابٍ فِى اْلأَسْوَاقِ جِيْفَةٍ بِاللَّيْلِ حِمَارٍ بِالنَّهَارِ, عَالِمٍ بِالدُّنْيَا جَاهِلٍ بِاْلآخِرَةِ رواه* البيهقى Dari Abu Huroiroh berkata : Bersabda Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa Sallam : “Sesungguhnya Alloh murka pada tiap-tiap orang yang kasar, sombong, lagi banyak ramainya di dalam pasar. (Mereka) yang seperti bangkai di malam hari (tidak pernah sholat malam dan memperbanyak tidur) dan seperti himar di siang hari (ramai2 di siang hari). Pintar masalah duniawi dan bodoh masalah akhirot (Ilmu Quran Hadits)” (HR Baihaqi) عَنْ مُعَاوِيَةَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ ٱللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَقُولُ يَاأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّمَا ٱلْعِلْمُ بٱِلتَّعَلُّمِ وَٱلْفِقْهُ بِٱلتَّفَقُّهِ وَمَنْ يُرِدِ ٱللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي ٱلدِّينِ وَإِنَّمَا يَخْسَى ٱللهَ مِنْ عِبَادِهِ ٱلْعُلَمَاءُ رواه الطبراني* Dari Mu’awiyah berkata : “Aku mendengar Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa Sallam bersabda : “Wahai manusia ! Sesungguhnya (untuk mendapatkan) ilmu adalah dengan belajar, dan (untuk mendapatkan) kepahaman adalah dengan berusaha untuk paham. Dan barangsiapa yang Alloh menghendaki baik kepadanya, maka Alloh akan menjadikannya paham dalam masalah agama. Dan sesungguhnya yang bisa takut kepada Alloh, dari (semua golongan) hamba-Nya adalah para ulama’ !” (HR Thobroni) ٱلْعِلْمُ حَيَاةُ ٱلإِسْلاَمِ وَعِمَادُ ٱلإِيْمَانِ وَمَنْ عَلَّمَ عِلْمًا أَتَمَّ ٱللهُ أَجْرَهُ وَمَنْ تَعَلَّمَ فَعَمِلَ عَلَّمَهُ ٱللهُ مَا لَمْ يَعْلَم رواه* أبو الشيخ “Ilmu adalah kehidupannya Islam dan tiangnya keimanan. Dan barangsiapa mengajarkan ilmu, maka Alloh akan menyempurnakan pahalanya, dan barangsiapa yang belajar, lantas mengamalkan(nya), maka Alloh akan mengajarkan kepadanya apa-apa yang tidak ia ketahui” (HR Abu Syaikh)